Saturday, December 1, 2007

Untukmu Muslimah..




MUSLIMAHKU..
KETAHUILAH BERSINARNYA NURUL ISLAM

YANG MENERANGI KEGELAPAN MALAM
MENJANJIKAN KETINGGIAN DERAJAT

KEWANITAANMU;
ENGKAU YANG DIIBARATKAN BUNGA
YANG MEKAR DI TAMAN LARANGAN ISLAM
KEHIJAUAAN DAUN-DAUNNYA IBARAT
KETENANGAN YANG KAU MILIKI
KEHARUMAN BUNGANYA IBARAT
KEINDAHAN BUDIMU
KEPUTIHAN KELOPAKNYA IBARAT
KEIKHLASAN DALAM PERJUANGAN

INGATLAH MUSLIMAHKU
ENGKAULAH SEINDAH PERHIASAN
NAMUN ENGKAU JUGA SEBURUK-BURUK
FITNAH DUNIA

HIASILAH PERIBADIMU
INDAHKAN PEKERTIMU SEBAGAIMANA
CONTOH MUSLIMAH SHOLEHAH
KEHORMATAN MU TERJAGA
MURU'AH MU SENANTIASA TERBELA

SEMOGA KEIKHLASAN MU
SEIKHLAS KHADIJAH
CERDIK MU SECERDIK AISYAH
KELEMBUTAN MU SELEMBUT FATIMAH
DAN CINTAMU SEHEBAT
CINTA RABBANI RABIATUL ADAWIAH

H-7 Nasr City,
Winter 2007

Nyanyian Kala Rindu..

Hatiku bimbang namun tetap pikirkanmu
Selalu..., selalu dalam hatiku
Ku melangkah sejauh apapun itu ..
Selalu kau di dalama hatiku

Ku berjalan..., berjalan memutar waktu
Berharaf temukan sisa hatimu
Mengertilah ku ingin engkau begitu
Mengerti.., kau di dalam hatiku

Tak bisa kah kau menungguku..
Hingga nanti tetap menunggu ..
Tak bisa kah kau menuntunku..
Menemani dalam hidupku...

Jangan...kau mencari hidupmu
Kemana.., kau tau isi hatiku
Tunggu sejenak aku di situ..!
Jalanku.., tuk menemukanmu..

"Akankah kebosananmu tinggalkanku..." lirihku.

Alexandria,

Winter 2007

AAC di Layar Lebar

Wahai manusia yang lembut hatinya...
Masih ingat dera hati Noura di saat kehilangan pegangan.
see more at
http://www.ayatayatcintathemovie.com/

Janjiku...

Aku ga janjikan kamu materi,
Karena materi suatu saat 'kan hilang ditelan waktu..

Aku juga ga janjikan kamu ketampanan wajah,
Karena ianya pula akan lapuk di gilas sang hari...

Aku hanya janjikan kamu satu hal bidadariku..
Aku akan berusaha menjadi Imam terbaik untukmu...
Yang menjaga kehormatanmu...
Yang mencintaimu dengan hatiku bukan dengan nafsuku..

"Kutulis dengan cahaya cinta,
Teruntuk calon bidadariku di Istana peraduannya. "

Cairo, 2005
Penghujung Musim Semi

Monday, October 8, 2007

Don't Do It..!

JANGAN sengaja lewatkan solat.
Perbuatan ini Allah tidak suka.
Kalau tertidur lain cerita.

JANGAN masuk kamar mandi tanpa memakai alas kaki (sandal).
Takut kalau terbawa keluar najis, mengotori seluruh rumah kita.
JANGAN makan dan minum dalam bekas yang pecah atau sumbing.
Makruh karena ia membahayakan.

JANGAN biarkan pinggan mangkuk yang telah digunakan tidak berbasuh.
Makruh dan mewarisi kepapaan.

JANGAN tidur selepas shalat Shubuh.
Nanti rezeki mahal.

JANGAN makan tanpa membaca BISMILLAH dan doa makan.
Nanti rezeki kita dimakan syaitan.

JANGAN keluar rumah tanpa niat untuk berbuat kebaikan.
Takut-takut kita mati dalam perjalanan.

JANGAN pakai sepatu atau sandal yang berlainan pasangan.
Makruh dan mewarisi kepapaan.

JANGAN biarkan mata liar di perjalanan.
Nanti hati kita gelap diseliputi dosa.

JANGAN bergaul bebas ditempat kerja.
Banyak buruk dari baiknya.

JANGAN menangguh taubat bila berbuat dosa.
Karena mati bisa datang kapan saja.

JANGAN ego untuk meminta maaf pada orang tua dan sesama manusia.
jika memang kita bersalah.

JANGAN mengumpat sesama handai taulan.
Nanti merusak persahabatan, hilang bahagia.

JANGAN lupa bergantung kepada ALLAH dalam setiap kerja kita.
Nanti kita sombong jika berjaya. Jika gagal kecewa pula.

JANGAN bakhil untuk bersedekah.
Sedekah itu memanjangkan umur dan memurahkan rezeki.

JANGAN banyak ketawa.
Nanti mati jiwa.

JANGAN biasakan berbohong.
Karena ia adalah ciri-ciri munafik. Menghilangkan kasih makhluk kepada kita.

JANGAN suka menganiaya manusia atau hewan. Doa
makhluk yang teraniaya cepat dikabul ALLAH.

JANGAN terlalu bersusah hati dengan urusan dunia.
Akhirat itu lebih utama, lebih lama dan kekal selamanya.

JANGAN mempertikaikan kenapa ISLAM itu berkata JANGAN.
Sebab semuanya untuk kebaikan dan keselamatan kita.

Ingat kawan..
ALLAH Saw lebih tahu apa yang terbaik untuk hamba ciptaan-Nya.


**Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau
menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum.
Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila
diberikan.**


See u next..













Sunday, October 7, 2007

Gita Cinta Seorang Lelaki...

Perempuan yang aku SUKAI..
Adalah sejuk mata memandang
Terlihat keluhuran akhlaknya
Menjadi sumber ketenangan jiwa bila hati bergelora

Perempauan yang aku IDAMI..
Adalah yang mengingatkan hatiku
kepada Ar-Rahmân Ar-Rahim
bila rohku melupai janji pada ilahi

Perempuan yang aku KASIHI..
Adalah pencinta tuhannya
Yang dari-Nya mengalir cinta, takut dan harap
Yang menguasai perjalanan hidupnya setiap masa
Sehingga DIA memanggilnya

Perempuan yang aku SAYANGI..
Adalah bersyukur dengan apa yang ada
Bersabar dengan apa yang tiada
Pecinta hidup sederhana yang tidak bermata dunia

Perempun yang aku RINDUI..
Adalah perempuan yang di wajahnya terpancar sinar nur ilahi
Lidahnya basah dengan Dzikir munajat Rabbi
Disudut hati kecilnya senantiasa membesarkan Dzat Yang MahaTinggi

Perempuan yang aku CINTAI..
Yang menutup auratnya dari pandangan mata ajnabi
kehormatan dirinya menjadi mahal nilainya
Biarpun namanya tidak terkenal di dunia
Tetapi di langit ia di sanjung tinggi

Perempuan yang aku SANJUNGI..
Menjadi dirinya sendiri
Menjadi pelita kepada bakal putera-puteri
Untuk meneruskan perjuangan di kemudian hari

Semoga...
perempuan yang selalu menghias langit-langit kataku
bergemuruh dalam lantunan doaku
adalah...
ISTRIKU

SEE U NEXT..

Saturday, September 29, 2007

Pesan Kyai Untuk Santrinya..

Santriku…
Semoga tatkala pesan-pesanku ini mulai kau baca, hatimu masih benderang dengan cahaya rahmat Ilahi, hingga tak ada sebutir debupun melekat di hatimu, menutupi nuranimu untuk menerima secercah cahaya ini.

Santriku…
Ketahuilah! Sesungguhnya segala sesuatu yang ada di seluruh jagat raya ini sudah diatur secara tertib oleh Allah. Tebarkanlah pandanganmu maka akan kau saksikan betapa indahnya paduan gunung, lembah, dan ngarai serta luasnya bentangan samudera. Juga matahari, bulan, bintang dan sejumlah gugusan planet lainnya, semua begitu indah dan tertib, tertata sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Maka, hendaklah manusia berusaha supaya menjadi tertib, dalam karsa, rencana, dan atau kehidupannya. Dan janganlah sekali-kali mencoba untuk memaksakan tertib programmu pada Allah. Sebab,jika kau lakukan itu, maka yang akan kau dapati hanyalah keresahan, pahitnya kekecewaan, pedihnya kehancuran, kecongkakan dalam kebodohan, kesombongan atas kesintingan dan kebanggaan lantaran kegilaanmu atau sebaliknya berlagak jagoan ekstra superiority atau bertampang cakil menjual pepsodent. Dan penyakit inilah yang banyak melanda manusia di abad modern ini.

Santriku…
Seiring perjalanan waktu, suatu saat nanti kau akan meninggalkan pondokmu ini untuk terjun ke tengah-tengah kehidupan masyarakatmu kelak, berbaur dengan aneka ragam pola kehidupan. Harapanku, pandai-pandailah kau membawa diri berbuat baik di bumi mana kakimu berpijak. Selama ini aku memang menyaksikan bahwa kau telah berbuat baik, mentaati segala petuah dan nasehat kyaimu, menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya, namun yang aku khawatirkan adalah, jika kau berbuat semua kebajikan itu hanyalah di tengah-tengah milliu yang baik saja, sementara ketika kau telah terjun ke dalam milliu yang berlainan, jadi berubah keadaannya. Padahal, berbuat baik itu harus bisa kau lakukan di manapun dan kapanpun. Pada saat itulah kepribadianmu akan diuji, dan di situlah kepribadianmu akan dipecat atau dipertahankan oleh dirimu sendiri atau oleh masyarakatmu dengan segala norma-normanya. Itulah yang paling aku khawatirkan. Aku takut jika derasnya gelombang kehidupan di masyarakatmu kelak akan menyeret dan menjerumuskanmu ke lembah nista. Telah kau sadari bahwa orang baik yang bertempat sampah sekalipun akan berjasa dan mulia karena ia telah menyingkirkan sampah yang mengganggu masyarakat. Namun sebaliknya, orang yang jahat sekalipun bertahta di tempat terhormat ia adalah perusak dan pengacau masyarakat. Karena ia sebetulnya adalah sampah.

Santriku…
Ketahuilah, bahwa kini, di abad modern ini, setan-setan dengan segala bentuk dan macamnya telah bergentayangan di mana-mana dan untuk berkawan dengan mereka, kau tak perlu belajar ataupun berlatih. Dan godaan setan itu sungguh akan memikat hatimu. Ia tidaklah akan berhenti pada sasaran tertentu, golongan tertentu, dan juga waktu serta tempat tertentu. Maka berhati-hati dan waspadalah santriku terhadap itu semua. Janganlah sekali-kali kau mengira bahwa tingginya ilmu dan jabatan seseorang akan sekali tinggi pula godaan dan rayuan setan itu. Kyai dan ulamapun tak terhindar dari obyek dan setan-setan.

Santriku…
Kuharap kau tak hanya bisa menerangi dirimu sendiri, tapi kau juga bisa menyinari ummatmu dengan cahaya yang memancar dari ilmu-ilmu itu. Karena sesungguhnya tiadalah berguna ilmu seseorang itu jika tak dimanfaatkan bagi dirinya dan ummatnya. Do’aku semoga kau memahami seuntai pesan-pesanku ini. Amien.

Kyaimu



(KH. HASAN ABDULLAH SAHAL)

Friday, September 28, 2007

Semuanya Kosong..



Matahari bersinar miring di tengah hari.
Sesuatu mati begitu lahir.
Selatan tiada batas dan ada ujungnya.
Aku pergi ke selatan hari ini dan tiba di sana kemarin!



Cintailah semua benda dengan sama.
Alam adalah satu.
ADA muncul dari TIADA.
Betapa mungkin mencari sumber TIADA?



Mengapa cari ujung sebuah mangkok?
Mengapa cari titik awal akhir sebuah bola?
Akhirnya semua itu kosong hampa, sesungguhnya tidak ada apa-apa!"




Suatu Senja di Musim Panas
Red Sea..
see u next..

Hasan Al-Bannâ Sang Revolusioner

Setiap zaman selalu memiliki bintang. Dan Hasan Al-Banna adalah bintang zaman itu. Dia adalah sang bintang yang melahirkan zaman.

Mahmudiyah adalah sebuah daerah indah di profinsi Buhairah, 90 Km dari Kairo, Mesir. Pada saat itu, Mahmudiyah adalah sebuah kota yang dipenuhi manusia-manusia ramah dan berbudi luhur. Keluarga-keluarga membesarkan putra-putrinya dengan ilmu-ilmu agama, Hadits dan Sastra. Di lingkungan seperti itulah sang bayi yang bernama Hasan al-Banna kelak lahir. Nama yang memiliki arti sang pembangun kebaikan. Ia terlahir ditengah-tengah keluarga yang membesarkannya dengan Islam pada tanggal 17 Oktober 1906. ayahnya Syaikh Ahmad Abdurrahman al-Banna al-Sa'ati adalah seorang ahli Fikih dan pakar Hadis. Tetapi Hasan al-Banna memberikan sebutan ayah bukan pada ayah kandungnya. "Islam adalah ayahku satu-satunya" ucapnya semenjak ia belia.
Selain seorang alim ayahnya juga seorang pengusaha arloji yang cukup sukses. Dari usahanya itu ia membesarkan seluruh keluarganya, bahkan untuk membiayai penulisan buku-buku Fikih karyanya. Rumah keluarga ini memiliki perpustakaan pribadi yang kelak akan menjadi bekal utama pertumbuhan intelektual Hasan al-Banna.

Hasan adalah putra sulung dari lima bersaudara, semuanya laki-laki. Didalam keluarganya, tradisi intelektual tumbuh dengan suburnya. Maklum ayahnya juga seorang jurnalis. Ia seorang redaktur yang membidangi subjek sîrah dalam masalah Urwath al-Wusqâ yang dipimpin Syaikh Jamaluddin al-Afghâni, seorang tokoh besar dalam pergerakan Islam di dunia dengan gagasannya, Pan Islamisme.

Jadi, tak mengherankan pada usia yang baru 12 tahun, ia sudah termotivasi untuk menghafal separuh al-Quran, terlebih dukungan moril dari sang ayah. Hingga pada usia 14 tahun ia sudah mampu menghafal seluruh al-Quran.
Sejak belia, Hasana al-Banna telah dikepung kegelisahan yang mendalam. Mesir berada di bawah penjajahan Inggris saat itu. Dan, seperti semua wilayah yang sedang dijajah, terjadi kerusakan perilaku di mana-mana. Islam, telah membuat dirinya risau. Saat ia berusia 13 tahun, ia telah bergabung dalam sebuah demonstrasi besar untuk menentang penjajahan Inggris pada tahun 1919.
Pada usia itu pula, Hasan al-Banna memulai kariernya sebagai seorang yang menyeru amar ma'ruf nahi mungkar. Ia mendirikan sebuah organisasi yang ia beri nama Muhârabah al-Munkarât atau Organsisai Pemberantas Kemungkaran.

Setelah selesai jenjang pendidikan di tingkat menengah, Hasan al-Banna pun melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi di Universitas Darul Uluum. Dengan kecerdasan yang ia miliki, al-Banna muda pun menjadi mahasiswa yang paling berprestasi di Universitasnya dengan gelar yudisium terbaik tingkat pertama. Bahkan ketika ujian akhir, selain al-Quran dan Hadis, ia juga telah menghafal 17.000 bait syair dan kata-kata hikmah.
Di usianya yang masih remaja ini, ia sudah dikedepankan dengan permasalahan-permasalahan yang dialami umat Muslim saat itu, bermula dari kebobrokan moral dan etika yang merupakan dampak negatif dari penjajahan. Hatinya resah dan gundah, jiwanya tercabik dengan keadaan yang sedemikian rupa. Terlebih Dinasti Usmaniyah yang kala itu masih berdiri sedang berada dalam masa kacau. Terjadi usaha besar-besaran untuk merobohkan dinasti ini. Khilâfah islâmiyah pada masa itu dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II. Pemberontakan bermula dari konsfirasi yang diprakarsai oleh Gerakan Zionis Yahudi, setelah kegagalan Theodore Hertzl Ketua Zionis Internasional saat itu dalam usahanya melobi khalifah atas wilayah Palestina.

Dengan kepedihan hati yang mendera-dera, Hasan al-Banna pun memulai perjuangannya dengan mengumpulkan sahabatnya. Bermula dari lima hingga enam orang saja, mereka mulai menganalisa keadaan, berdakwah dari pintu ke pintu, dari kedai minum hingga ke tempat makan. Gerakan inilah kelak yang akan menjadi cikal bakal lahirnya Ikhwanul Muslimin. Gerakan ini pelan tapi pasti. Lambat laut mulai mendapatkan tempat di hati masyarakat yang memang haus akan sentuhan Islam ketika itu.
Menurut Fathi Yakan -salah seorang kader terbaik Ikhwanul Muslimin- dalam bukunya, Revolusi Hasan al-Banna, mengatakan bahwa embrio gerakan ini dimulai dengan lima orang saja. Kemudian kelimanya memilih nama Ikhwanul Muslimin (IM) sebagai julukan. Sebuah nama yang dipilih karena telah menjadi nama yang dimiliki oleh umat Islam. "Kita adalah Ikhwanul Muslimin. Kita adalah saudara kamum Muslim". Ujar Hasan al-Banna menandai babak baru gerakan dakwahnya.
Ikhwanul Muslimin menunjukan perkembangan yang luar biasa. Masyarakat lemah yang disentuh oleh gerakan dakwah ini menjadi kekuatan baru di Ismailiyah. Bahkan di tahun-tahun pertamanya Ikhawanul Muslimin telah berhadapan dengan penjajah Inggris yang tidak senang dengan gerakan ini. Pada periode ini Hasan al-Banna mempunyai sebuah pengajian khusus yang selalu diadakan pada hari selasa. Pengajian tersebut didatangi oleh banyak orang. Mula-mula puluhan, lalu ratusan bahkan ribuan. Pengajian ini dikenal dengan sebutan Haditsuts Tsulatsa. Tetapi Hasan al-Banna lebih sering menyebutnya dengan 'Atifatuts Tsulatsa. Maka jadilah hari Selasa hari yang ditunggu-tunggu.
Dalam kata-katanya sendiri, Hasan al-Banna mengaku tidak menuliskan buku, tapi menulis laki-laki. Artinya ia tidak ingin terfokus melahirkan buku-buku yang berisikan pikiran, gagasan, dan seluruh pengalamannya. Tetapi yang lebih ia perhatikan adalah bagaimana melahirkan kader-kader yang akan meneruskan perjuangan yang telah ia rintis; perjuangan yang sesungguhnya tak akan pernah redup.
Kematian sang revolusioner bukanlah sebuah akhir tapi awal dari perjalanan yang sangat panjang. "Perjuangan manusia tidak berakhir kecuali setelah ia menapakkan kaki nya di pintu surga". Demikian yang pernah di ungkapkan Imam Hambal di sela langit kata-katanya
..
Meskipun Hasan al-Banna mengatakan bahwa ia tidak menulis buku, tapi bukan berarti ia sama sekali tidak menulis. Ia juga menulis buku untuk mengabadikan pemikiran dan pengalamannya. Beberapa buku yang menjadi warisan untuk Islam khususnya kader Ikhwan, adalah buku hasil dari kumpulan ceramah dan khutbahnya. Diantaranya adalah: Ahâdîtsul Jum'ah, Da'watunâ, Ilâ asy-Syabâb, Da'watunâ fî Thaurin Jadîd dan masih banyak yang lainnya.`

Keadaan umat Islam sekarang persis seperti kondisi masyarakat pada masa hidupnya Hasan al-Banna. kebobrokan moral, krisil multidimensi yang merongrong seluruh negara Muslim, perang pemikiran yang dilancarkan para Misionaris seakan tiada akhir. Sudah saatnya revolusioner zaman ini lahir kembali. Sang pembangun kebaikan.

"Sesungguhnya kehidupan di dunia ini hanya digerakkan oleh sedikit manusia". Lalu, ia membuat peta tentang manusia, terutama seorang Muslim. "Dari seluruh yang ada, hanya sedikit yang sadar. Dari sedikit yang sadar itu, lebih sedikit lagi yang berdakwah. Dari sedikit yang berdakwah, lebih sedikit lagi yang berjuang. Dan dari sedikit yang berjuang hanya sedikit yang sabar. Begitu pula dari mereka yang sedikit dalam bersabar itu, lebih sedikit lagi yang sampai akhir perjalanan".
kutulis atas permintaan seorang kawan karibku.
see u next..

Wednesday, September 26, 2007

It's My First Time




It was my first time ever.
And I'll never forget I'd do it again.

Without a single regret.




The sky was dark...

The moon was high...

We were all alone, Just she and I.



Her hair was soft..

Her eyes were blue...

I knew just what She wanted to do.




Her skin so soft..

Her legs so fine...

I ran my fingers Down her spine.





I didn't know how..

But I tried my best..

I started by placing My hands on her breast.



I remember my fear..

My fast beating heart..

But slowly she spread Her legs apart.


And when I did it..

I felt no shame All at once..

The white stuff came.




At last it's finished.

It's all over now My first time ever................

At milking a cow...

NOW ALL U DIRTY MINDS .......GET BACK TO STUDY BRO.........


:):):):) :d:d:d:d

Is'nt it funny hah??






see U next..

Monday, September 24, 2007

I love U Mom..

Ini sepenggal kisah dari kawanku, sarat hikmah dan pelajaran. sebagai kaca diri, betapa kita seringkali melupakan kasih sayang ibu kita. oh..Ibu, kasih sayangmu tak terperi...!
Ketika ibu saya berkunjung, ia mengajak saya untuk berbelanja bersamanya karena dia membutuhkan sebuah gaun yang baru. Saya sebenarnya tidak suka pergi berbelanja bersama dengan orang lain dan saya bukanlah orang yang sabar. Tetapi walaupun demikian kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan tersebut. Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, dan ibu saya mencoba gaun demi gaun dan mengembalikan semuanya. Seiring hari yang berlalu, saya mulai lelah dan ibu saya mulai frustasi. Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi, ibu saya mencoba satu stel gaun biru yang cantik, terdiri dari tiga helai. Pada blusnya terdapat sejenis tali dibagian tepi lehernya, dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu saya dalam ruang ganti pakaian. Saya melihat bagaimana ia mencoba pakaian tersebut. Dengan susah payah ia mencoba untuk mengikat talinya. Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi dan sebab itu dia tidak dapat melakukannya, seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya. Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air mata yang keluar tanpa saya sadari. Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun tersebut. Pakaian ini begitu indah, dan dia membelinya.
Perjalanan belanja kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya. Sepanjang sisa hari itu, pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang ganti pakaian tersebut dan terbayang tangan ibu saya yang sedang berusaha mengikat tali blusnya. Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya. Dan terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya. Sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati saya. Kemudian pada sore harinya, saya pergi ke kamar ibu saya, mengambil tangannya, menciumnya... Dan yang membuatnya terkejut, disaat saya berucap bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah di dunia ini.
Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan mata baru, betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu. Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki keindahannya tersendiri. Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung. Tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ibu. With Love to All Mothers
"JIKA KAMU MENCINTAI IBUMU KIRIMLAH CERITA INI KEPADA ORANG LAIN, AGAR SELURUH ORANG DIDUNIA INI DAPAT MENCINTAI DAN MENYAYANGI IBUNYA"
Berbahagialah yang masih memiliki Ibu. Dan lakukanlah yang terbaik untuknya....!!!
See u next...

Dunia Aku (2)

Bak pepatah mengatakan "Hilang satu tumbuh seribu". Mungkin hal ini yang menimpa diriku setelah kehilangan kawan-kawan istimewaku. Aku kehilangan empat orang kawan, tapi akupun kembali mendapatkan sepuluh calon kawan seperjuangan kelak. Mereka menyatakan keinginannya untuk bergabung menimba ilmu di Bumi Kinanah Mesir ini, beberapa bulan sebelum Khutbatul Ikhtitâm kelas enam (Alumni). Lidahku kelu untuk tidak berucap rona merah kebahagiaan yang kembali bersemi dalam sanubari. memoryku berkata: I was so happy at thats time..
Diantara kawan-kawanku ini, ada sijangkung Ibnu Sholichin. Temen sebangku dulu semasa di kelas IPA. Ada Muslim yang jago renang. Ada Amin Zuber yang kocak. Ada Fakhri yang jago sepak bola, Fajar yang jago gambar, Marsen yang pinter ngatur strategi bola. Ada juga ukht Fitri, Min Ayna, Liana dan Yusnelma Eka. kesemuanya ada sepuluh orang. Ditambah Agusni Amin si jago qirâ, M Yusuf yang pendiam dan juga Asma. Mereka bertiga berangkat belakangan via Azhar Centre. Skuad Ngabarians yang mulai ompong karena minimnya anggota di tahun 2004 ini, seakan kembali bertaring dengan kedatangan kami di Kairo. Dan dari semua itu aku tersenyum puas, Iam not alone bro..
Kembali aku berucap Alhamdulillah....
Saat ini aku bersyukur, cita-citaku akhirnya tercapai sudah. Aku percaya ini yang terbaik yang Allah Swt pilihkan untukku. Memang sejatinya, kuakui aku telah jatuh hati dengan Timur Tengah semenjak duduk di kelas II PPWS. Kenapa di penghujung tahun di WS cita-citaku berubah haluan ke STP? Entahlah... Aku pun ga tau pasti. Yang pasti aku bahagia dengan karunia ini. Aku bisa bertatap muka dengan Grand Syaikh Azhar, Syaikh Thanthawy. Aku bisa menatap wajah kharisma Mufti Diyar Mashry, Syaikh Ali Jum'ah. Aku bisa bercengkrama dengan Syaikh Qhardhawi melalui buku-bukunya. Aku bisa bertemu dengan "kakek buyutku" Imam Syafe'i melalui mantra-mantra doaku. Aku bisa menyapa para Salafusshalih, nabi Daniyal, sahabat Abu Darda, hamba sholeh Luqman Hakim, Imam Ibnu Hajar, Imam Suyuthi melalui selaksa doa-doa. Aku bisa menapak tilas tempat-tempat penuh sejarah, Bukit Sinai nabi Musa, Istana Raja Faruq, Taman Muntazah, Benteng QuitBay, Benteng Shalahuddin, Spink n Pyramid, Masjid Amru bin Ash, Masjid Thâlun, Masjid Azhar. Aku juga bisa menikmati indahnya malam berperahu di Sungai Nil, mengunjungi Taman Laut nan indah di Agiba dan Matruh, memandangi si cantik Laut Meditarenia Alexandria, menyusuri sepanjang Pesisir Pantai Ghamashah dan beramah tamah dengan tarian angin sepoy di Azhar Park. Sembah sujudku padamu Gusti...
Sipatku... Mmh...aku seperti kebanyakan manusia lainnya. Seorang manusia yang mempunyai temprament emosi yang berubah-rubah. Kadang aku tertawa lepas, tapi kadang juga menangis sedih. Kadang aku tersenyum manis:), tapi kadang juga mengaharu biru. Aku type orang yang suka dengan keharmonisan hubungan, aku ga membatasi pria dan wanita. Bagiku semuanya bisa menjadi teman. Aku kadang cepat marah, tapi aku juga cepat memaafkan. Kadang aku periang tapi juga kadang pendiam. Aku suka dengan lelucon-lelucon santai dan humor jenaka, tapi kurang suka dengan nuansa yang terlalu bising. Aku senantiasa merasa kurang dengan kemampuan yang ku punya. saat ini aku belum bisa sepenuhnya konsisten dengan prinsifku, bahkan akupun kadang masih mudah terbawa arus. Jujur kuakui aku belum menemukan pribadiku sesungguhnya. “Bagiku hidupku hari ini adalah ruang waktu dalam pencarian jati diriku. Dan diri sendiri bagiku adalah musuh terbesar keduaku”. Kepada Tuhanku aku berlindung.
Semoga kedepan aku semakin mengenal diriku.
Usahaku, harafanku dan doaku.
See u next time...

Sunday, September 23, 2007

Dunianya Aku (1)







Aku...




Ya.., aku bernama lengkap Yogi Elia Ginanjar. Aku terlahir dua puluh dua tahun lalu, di Ciamis. Sebuah daerah di Profinsi Jawa Barat. Tepatnya 15 Juli 1985. Aku putra sulung dari tiga bersaudara, satu lelaki bernama Yoky Marfafi Ramdan, satu lagi perempuan bernama Fenny Novita Sari. Menurut orang tuaku, dulunya Fenny bakal dinamakan Yonny. jadi semuanya Yogi, Yoky dan Yonny. Terible Y. Ternyata akhirnya 'ku tau hal itu 'ga terjadi fren...

Namaku di blog ini Faza, kenapa dengan Faza? Karena, aku ingin selalu menjadi pemenang, pemenang dari segala hal, terutama pemenang dari kehidupan dunia ini and honestly I like this name. TK ku dulu di Bustânul Athfâl, melanjutkan di SDN Situmandala I. Setelah lulus SD aku meneruskan jenjang di PPWS (Pondok Pesantren Wali Songo) selama enam tahun. Aku lulus WS tahun 2004 dan saat ini aku studi di Azhar University at Cairo, jurusan Hadits di Theology Faculty. Puji syukurku kepada Allah Swt, di tahun ini aku sudah duduk ditingkat akhir kuliah. Jika tidak ada halangan, tahun depan Insya allah aku lulus Lc,. Adik ku Yoky, sekarang di PM Gontor I kelas IIIB dan Fennyku masih di bangku 1 SMPN Rancah, SMPN terfavorit di daerahku. Semoga menjadi anak-anak yang shalih-shalihah. Amin. Doaku harafanku…

Kehidupanku berjalan baik, setidaknya baik menurutku. Aku pernah sakit berat di WS dulu, lagi-lagi itu menurutku. Hingga akupun di rawat di RSU Darmayu selama dua hari. Menurut DR saat itu aku terkena gejala Typus, buah dari gaya makanku di WS yang ga teratur. Tapi alhamulillah masih gejala. Aku pun pernah dua kali di rawat di RSU Aisyiyah dengan gejala penyakit yang sama. Waktu itu aku masih duduk di tingkat III. Saat itu sempat terdetik di hati, aku lebih baik keluar dari WS ini. Aku merasa ga cocok lagi di WS. Tapi cita-cita dan keinginan orang tuaku waktu itu jauh lebih besar, finally akupun berhasil menjadi Alumni PPWS ke 38 tanpa sakit dan masuk RSU lagi.
Sembah syukurku...

Dulu, dulu sekali… Cita-citaku selepas lulus WS ada tiga. Sengaja aku targetin tiga, biar jika nantinya yang pertama ga tercapai aku ga confused, karena aku punya target lain. Yang pertama sebenarnya bukan Mesir, tapi STP, Sekolah Tinggi Pariwisata di Bali. Dengan lulus STP aku akan punya jabatan bergengsi, kerja mapan dan gaji besar. Sederhana kan? Tercatat STP ini adalah satu kuliahan kedua yang menjamin masa depan (dalam kerja maksudnya) di Indonesia setelah Kedokteran. Dengan gaji yang diperoleh 50-100 juta perbulan aku merasa sedikit banyak nantinya bisa ikutan nimbrung dakwah dengan fulusku. Aku tau ditubuh umat saat ini sudah banyak manusia pintar, mengerti agama. Agamaku kuat mengakar ditubuh karena manusia-manusia ini, tapi di sisi lain Ia rentan karena ekonomi umat yang masih lemah. Dan bagiku sisi kedua inilah yang bakal menjadi ladang juangku kelak.



Dengan perantara Ustadz Syafaat, ustadz favoritku di WS, akupun berhasil mendapat informasi lebih lanjut tentang STP ini. Formulir pendaftaran pun tinggal kuisi dan beliau siap mengantarku jika suatu waktu aku harus kesana. Tapi kenyataan berkata lain, ternyata cita-cita pertamaku itu kandas di tengah jalan. Keluargaku sedikit keberatan dengan cita-cita gilaku ini, mereka lebih khawatir langkahku malah membuatku jauh dari agama. Memang ada benarnya, dari beberapa bahan yang kudapat, pergaulan di kuliah di STP Bali ini bebas, freelife. Belum lagi dengan lokasi berdirinya STP ini. Konon, hatta untuk mendapatkan makanan 100 % halal saja relatif susah.

Hatiku gundah, hatiku sedih...

Kegundahan hatiku ga bertahan lama, setelah aku dihidangkan kembali dengan cita-cita keduaku. Azhar University in Egypt, sebuah nama universitas besar yang selalu kukagumi. Oldest University in the World. Tercatat dalam sejarah, Azhar telah berhasil mencetak Dr-Dr kaliber internasional, Bpk Prof. Quraish Shihab sang fakar Tafsir di Nusantara salah satu contoh jebolannya. Nalar studiku pun mulai kembali bersemi setelah gugur dengan kandasnya cita-cita pertamaku. Senyum optimisku pun mulai merekah kembali setelah kebisuannya yang pahit. Bismillah ku berucap. Aku mantap dengan cita-cita ini. Aku lari, aku mencari. Aku lari dan mencari sumber berita tentang Azhar. Ust Heryanto, salah satu pimpinan PPWS saat itu yang banyak membantuku. Aku pun mulai menjalin komunikasi dengan kawan-kawan alumni WS yang sudah di Cairo.
Aku bahagia, aku tersenyum puas, aku tidak sendiri saat itu, ada empat teman paling karibku yang bercita-cita sama. Dodi, Herfy, Zainuddin dan Ahfa Rahman. I miis you friends... Kami berlima mulai menyusun langkah awal dengan berusaha belajar lebih rajin. Kala itu Ustadz Heru dan Ustadz Zainuddin ikut pula membimbing kami untuk ujian Depag yang sudah di depan mata. Bak kilat di siang bolong, cita-citaku hampir terhempas kembali setelah mendengar penuturan bahwa kami ga bisa ikut test Depag karena bentrok dengan ujian akhir kelas enam.

Hatiku kelabu, hatiku gerimis...

Orang tuaku pahlawan hatiku. Mungkin itu ungkapan paling tepat yang bisa ku ucap. Mereka bersedia membiyai pemberangkatanku ke Mesir dengan terjun bebas (biaya sendiri: red). Aku mendapat info ini dari bunda sahabat Agus Luthfi, juniorku di WS dan saat ini dia juga mengenyam studi bersamaku di Azhar.




Mataku berkaca-kaca, setelah empat kawan karibku memutuskan menarik langkah dari Azhar. Satu keputusan yang too suddenly bagiku. Dengan kesendirianku aku semakin bertekad dengan cita-cita kedua ini. Aku gak rela dihempaskan untuk kedua kalinya, meski semua itu harus aku tebus dengan kehilangan kawan-kawan istimewaku.

Oh teman... Tanpamu aku seorang diri, tanpamu aku sepi...




















To be continued..




Saturday, September 22, 2007

Terus Melangkah..

Bismillâhirrahmânirrahim..
Kuawali langkah ini

Terus melangkah melupakanmu..
Lelah hati perhatikan sikapmu..
Jalan pikiranmu buatku meragu..
Tak mungkin ini tetap bertahan..

Tak terasa waktu berjalan terus..
Umurku pun kini genap 22 tahun. Masih terlalu sedikit amal ibadah yang kulakukan and still too far pula cita-cita yang kuimpikan.
Than, 'ku kan terus melangkah ..

see u next time..